Federal Reserve Amerika Serikat (Fed) telah mempertahankan kisaran target suku bunga federal funds di level tertinggi dalam 23 tahun terakhir, yaitu 5,25%-5,50%, sejak kenaikan terakhir pada bulan Juli 2023. Keputusan ini mencerminkan sikap hati-hati dan pertimbangan jangka panjang Fed dalam lingkungan ekonomi saat ini.
Posisi inti Federal Reserve dapat diringkas sebagai berikut:
Pertama, menekan inflasi tetap menjadi tugas utama. Meskipun tingkat inflasi telah turun secara signifikan dari puncaknya 9,1% pada tahun 2022, data terbaru menunjukkan bahwa tren penurunan inflasi telah terhenti, terutama di sektor layanan di mana inflasi tetap membandel. Federal Reserve percaya bahwa kebijakan suku bunga tinggi saat ini sedang secara efektif mendinginkan ekonomi, tetapi masih diperlukan lebih banyak waktu dan bukti untuk mengonfirmasi bahwa inflasi telah sepenuhnya terkendali.
Kedua, Federal Reserve tetap waspada terhadap risiko pemotongan suku bunga yang terlalu dini. Pejabat Federal Reserve berulang kali menekankan bahwa risiko yang mungkin timbul dari pemotongan suku bunga yang terlalu dini jauh lebih besar daripada risiko mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Pemotongan suku bunga yang terlalu dini dapat menyebabkan inflasi kembali muncul, bahkan tidak terkendali, yang akan mengakibatkan upaya kenaikan suku bunga sebelumnya menjadi sia-sia, merusak kredibilitas Federal Reserve, dan mungkin memaksa tindakan kenaikan suku bunga yang lebih agresif dan destruktif di masa depan. Sebaliknya, meskipun mempertahankan suku bunga tinggi mungkin sedikit menahan pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan tingkat pengangguran meningkat, Federal Reserve percaya bahwa ini adalah harga yang harus dibayar untuk memastikan inflasi kembali ke target 2%.
Akhirnya, Federal Reserve menekankan bahwa keputusan suku bunga di masa depan akan sangat bergantung pada data ekonomi, bukan pada jalur yang telah ditetapkan. Mereka secara khusus memperhatikan data dari dua bidang kunci: pertama, data inflasi, terutama indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti; kedua, data pasar tenaga kerja, termasuk pertumbuhan pekerjaan, tingkat pengangguran, dan indikator pertumbuhan upah.
Sikap hati-hati ini mencerminkan upaya Federal Reserve untuk mencari keseimbangan antara menjaga stabilitas ekonomi dan mengendalikan inflasi. Meskipun lingkungan suku bunga tinggi dapat memberikan tekanan pada beberapa sektor ekonomi, Federal Reserve percaya bahwa ini diperlukan untuk memastikan perkembangan ekonomi yang sehat dalam jangka panjang. Dengan lebih banyak data ekonomi yang dirilis, kita akan dapat melihat lebih jelas efek kebijakan Federal Reserve dan arah masa depannya.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
HashBrownies
· 23jam yang lalu
dunia kripto里谁都不能信~
Lihat AsliBalas0
notSatoshi1971
· 23jam yang lalu
dunia kripto老suckers还在亏
Lihat AsliBalas0
NonFungibleDegen
· 23jam yang lalu
ngmi dengan tarif ini ser... turun dengan sangat buruk pada alts saya sekarang
Federal Reserve Amerika Serikat (Fed) telah mempertahankan kisaran target suku bunga federal funds di level tertinggi dalam 23 tahun terakhir, yaitu 5,25%-5,50%, sejak kenaikan terakhir pada bulan Juli 2023. Keputusan ini mencerminkan sikap hati-hati dan pertimbangan jangka panjang Fed dalam lingkungan ekonomi saat ini.
Posisi inti Federal Reserve dapat diringkas sebagai berikut:
Pertama, menekan inflasi tetap menjadi tugas utama. Meskipun tingkat inflasi telah turun secara signifikan dari puncaknya 9,1% pada tahun 2022, data terbaru menunjukkan bahwa tren penurunan inflasi telah terhenti, terutama di sektor layanan di mana inflasi tetap membandel. Federal Reserve percaya bahwa kebijakan suku bunga tinggi saat ini sedang secara efektif mendinginkan ekonomi, tetapi masih diperlukan lebih banyak waktu dan bukti untuk mengonfirmasi bahwa inflasi telah sepenuhnya terkendali.
Kedua, Federal Reserve tetap waspada terhadap risiko pemotongan suku bunga yang terlalu dini. Pejabat Federal Reserve berulang kali menekankan bahwa risiko yang mungkin timbul dari pemotongan suku bunga yang terlalu dini jauh lebih besar daripada risiko mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Pemotongan suku bunga yang terlalu dini dapat menyebabkan inflasi kembali muncul, bahkan tidak terkendali, yang akan mengakibatkan upaya kenaikan suku bunga sebelumnya menjadi sia-sia, merusak kredibilitas Federal Reserve, dan mungkin memaksa tindakan kenaikan suku bunga yang lebih agresif dan destruktif di masa depan. Sebaliknya, meskipun mempertahankan suku bunga tinggi mungkin sedikit menahan pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan tingkat pengangguran meningkat, Federal Reserve percaya bahwa ini adalah harga yang harus dibayar untuk memastikan inflasi kembali ke target 2%.
Akhirnya, Federal Reserve menekankan bahwa keputusan suku bunga di masa depan akan sangat bergantung pada data ekonomi, bukan pada jalur yang telah ditetapkan. Mereka secara khusus memperhatikan data dari dua bidang kunci: pertama, data inflasi, terutama indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti; kedua, data pasar tenaga kerja, termasuk pertumbuhan pekerjaan, tingkat pengangguran, dan indikator pertumbuhan upah.
Sikap hati-hati ini mencerminkan upaya Federal Reserve untuk mencari keseimbangan antara menjaga stabilitas ekonomi dan mengendalikan inflasi. Meskipun lingkungan suku bunga tinggi dapat memberikan tekanan pada beberapa sektor ekonomi, Federal Reserve percaya bahwa ini diperlukan untuk memastikan perkembangan ekonomi yang sehat dalam jangka panjang. Dengan lebih banyak data ekonomi yang dirilis, kita akan dapat melihat lebih jelas efek kebijakan Federal Reserve dan arah masa depannya.