Ethereum sebagai proyek penting di bidang blockchain, menghadapi masalah warisan sejarah yang tidak boleh diabaikan—ketidakseimbangan distribusi struktur chip. Fenomena ini dalam beberapa hal mirip dengan struktur kepemilikan perusahaan Cina di pasar saham tradisional.

Dalam ekosistem Ethereum, peserta awal dan pemegang jangka panjang memiliki proporsi yang cukup besar. Para 'pengemudi berpengalaman' dan pengguna 'senior' ini menguasai sejumlah besar token yang diperoleh dengan biaya rendah, membentuk potensi tekanan jual. Setiap kali pasar menunjukkan tren kenaikan, para investor awal ini mungkin mulai melakukan pencairan, menyebabkan tekanan pada harga.

Lebih menarik perhatian adalah bahwa setelah Ethereum beralih ke mekanisme bukti kepemilikan (PoS), kebijakan jumlah total token yang tidak memiliki batasan dapat menyebabkan tekanan inflasi, yang dalam jangka panjang dapat mengurangi nilai token. Desain model ekonomi ini memicu beberapa diskusi tentang kemampuan penyimpanan nilai jangka panjang Ethereum.

Sebagai perbandingan, Bitcoin telah mengalami pergeseran kepemilikan besar-besaran dalam satu setengah tahun terakhir. Partisipasi aktif berbagai investor institusi telah membuat struktur kepemilikan Bitcoin menjadi lebih beragam, yang pada gilirannya mengurangi risiko penjualan besar-besaran dari investor awal.

Komunitas dan tim pengembang Ethereum perlu mempertimbangkan dengan serius bagaimana mengoptimalkan model ekonomi token, menyeimbangkan kepentingan investor awal dengan peluang bagi pendatang baru, sambil memastikan keberlanjutan jangka panjang jaringan. Ini tidak hanya berkaitan dengan masa depan Ethereum itu sendiri, tetapi juga akan memberikan pengalaman berharga untuk desain ekonomi token di seluruh industri cryptocurrency.